Deskripsi
Wabah adalah sesuatu yang menyakitkan. Ada kematian di sekitar kita. Jadi kalau dicatat, seakan-akan rasa sakitnya itu tercatat.” – Myrtati Dyah Artaria, Gurubesar Antropologi, Universitas Airlangga. “Kalau masyarakat sudah tidak mau ikut aturan, berarti merupakan bentuk protes dengan cara tidak melakukan. Hal itu merupakan bagian dari resistensi masyarakat terhadap kebijakan pemerintah atau indikasi terjadinya ketidakpercayaan terhadap pemerintah.” – Fina Itriyati, Departemen Sosiologi, Universitas Gadjah Mada. “Kita ingin yang wah. Kita ingin gedung lab yang megah, yang kelihatan. Tapi mindset nggak ada. “The man behind the gun”-nya nggak ada”. – Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, peneliti Stemcell and Cancer Institute. “Kenapa [vaksin COVID-19] dapat dikembangkan secara cepat. Pertama, karena ilmu bioinformatik. Yang kedua, bahwa itu tidak dimulai dari nol tapi sudah ada beberapa desain vaksin yang sebenarnya ditujukan untuk penyakit lain sebelumnya. Dan yang ketiga, bahwa itu ada kepastian pemesanan yang sedikit-banyak membantu skala produksi.” – Soegianto Ali, Departemen Biologi Kedokteran, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. “Banyak LSM yang berperan untuk membantu keluarga-keluarga yang sudah tidak mampu, yang dulu miskin, atau yang jadi miskin karena Covid-19. Tapi menurut saya kurang sekali peran watchdog terhadap pemerintah.” – Rosalia Sciortino Sumaryono, Direktur Eksekutif, Southeast Asia Junction. “Jadi saya pikir, di satu sisi mereka (pemerintah) sangat percaya dengan sains. Tapi di sisi lain mereka lupa bahwa dalam sejarah, vaksin bukan satu-satunya kunci.” – Pratama Yudha Pradheksa, Departemen Sosiologi, Universitas Brawijaya; pendiri Eutenika.